10 TIPS MENGURANGI PENGARUH NEGATIF TV BAGI ANAK
Semua
orangtua tentu menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang baik, patuh,
saleh dan salehah nantinya. Untuk tercapainya harapan tersebut tentunya
bukan merupakan suatu hal mudah namun perlu suatu usaha, keteladanan,
ketelatenan, ilmu, perjuangan dan pengorbanan. Suatu hal yang
akhir-akhir ini begitu besar membentuk kepribadian anak-anak kita adalah
TV. Salah satu sifat anak adalah cenderung untuk mencontoh, meniru apa
yang dilihat, didengar dan diketahuinya. Mungkin kita pernah mendengar
kehebohan beberapa waktu lalu dimana tontonan yang bersifat kekerasan ditiru oleh anak sehingga ada temennya yang jadi korban akibat meniru tayangan di salah satu stasiun televisi swasta
sehingga menimbulkan protes oleh banyak orang tua yang ahirnya tayangan
tersebut dihentikan, begitu juga dengan film atau program yang merusak
moral dan akidah anak-anak kita.
Banyak orangtua baik tau atau tidak tau sengaja membiarkan anak-anaknya begitu saja menikmati hari-harinya dididik oleh guru yang namanya televisi sehingga apapun program tv yang ditontonnya akan membekas dan membentuk pola tingkah laku keseharian mereka, Syukur-syukur kalau program yang ditonton anak itu bagus tapi bagaimana jika sebaliknya? Tentu ini adalah bom waktu buat semua orangtua nantinya. Jangan salahkan anak jika sekarang banyak anak yang susah diarahkan, memaki-maki orangtua, pergaulan bebas, berpakaian yang hampir telanjang, pamer pusar dan dada serta prestasi disekolah yang anjlok, dan lain-lain karena terganggu konsentrasi belajar akibat kecanduan televisi. Semua itu adalah karena apa yang kita semai kepada mereka ketika mereka kita biarkan terdidik oleh si kotak ajaib tersebut.
Masa kecil anak adalah kesempatan emas buat kita orangtua untuk membentuk dan mengarahkan mereka.Jangan harap menunggu saat besar baru kita mau menasihati. Susah dan sudah telanjur jadinya, seperti kata pepatah: membentu bambu dari rebungnya lebih gampang sesuai dengan yang kita mau tapi jika bambunya sudah jadi aur akan sulit dan bisa-bisa jadi patah. Berikut 10 tips yang mungkin bermanfaat untuk mengurangi pengaruh tv bagi anak sebagai berikut.
Banyak orangtua baik tau atau tidak tau sengaja membiarkan anak-anaknya begitu saja menikmati hari-harinya dididik oleh guru yang namanya televisi sehingga apapun program tv yang ditontonnya akan membekas dan membentuk pola tingkah laku keseharian mereka, Syukur-syukur kalau program yang ditonton anak itu bagus tapi bagaimana jika sebaliknya? Tentu ini adalah bom waktu buat semua orangtua nantinya. Jangan salahkan anak jika sekarang banyak anak yang susah diarahkan, memaki-maki orangtua, pergaulan bebas, berpakaian yang hampir telanjang, pamer pusar dan dada serta prestasi disekolah yang anjlok, dan lain-lain karena terganggu konsentrasi belajar akibat kecanduan televisi. Semua itu adalah karena apa yang kita semai kepada mereka ketika mereka kita biarkan terdidik oleh si kotak ajaib tersebut.
Masa kecil anak adalah kesempatan emas buat kita orangtua untuk membentuk dan mengarahkan mereka.Jangan harap menunggu saat besar baru kita mau menasihati. Susah dan sudah telanjur jadinya, seperti kata pepatah: membentu bambu dari rebungnya lebih gampang sesuai dengan yang kita mau tapi jika bambunya sudah jadi aur akan sulit dan bisa-bisa jadi patah. Berikut 10 tips yang mungkin bermanfaat untuk mengurangi pengaruh tv bagi anak sebagai berikut.
1. Berikan teladan.
Sikap
orangtua akan ditiru anak. Sebaiknya orangtua lebih dulu menentukan
batasan bagi dirinya sendiri dulu sebelum membuat batasan bagi anaknya.
Misalnya, orangtua hanya menonton TV pada saat merasa lelah atau bosan
pada kegiatan lain. Dengan begitu, Anda tidak menjadikan menonton TV
sebagai menu utama setiap hari. Jangan hidupkan TV sepanjang waktu.
Matikan TV ketika sedang makan, berdoa bersama, bercengkerama, atau
belajar.
2. Hindari memanfaatkan TV sebagai babysitter.
Di
tengah kesibukan kerja, para orangtua lebih merasa aman dan tenang jika
anak duduk manis di depan pesawat TV ketimbang main di luar. Tingginya
angka kejahatan dan semrawutnya lalu lintas sudah membuat orangtua
mengkhawatirkan keselamatan putra-putrinya. Untuk mengalihkan menonton
TV, berikanlah aktivitas positif bagi anak seperti ikut kursus,
olahraga, berkebun, mewarnai, memancing, membantu memasak, dan
sebagainya.
3. Buat jadwal.
Ajak
anak bersama-sama membuat jadwal kegiatannya sepulang sekolah. Yang
penting beri porsi tidak lebih dari dua jam untuk menonton TV.
4. Letakkan pesawat TV di tempat terbuka.
Dengan
begitu Anda bisa memantau acara apa yang sedang ditonton anak. Namun
begitu, usahakan juga letak pesawat TV tidak menjadikannya sebagai pusat
aktivitas keluarga. Jangan menempatkan TV di kamar anak (kalau radio
boleh).
5. Pakailah TV untuk mendidik.
Ada
beberapa acara TV yang bagus ditonton bersama seperti program
dokumentasi, edutainment (tayangan edukatif yang menghibur seperti discovery), kuis, olahraga, talk show, (lihat dahulu “Acara TV” yang layak ditonton — biasanya terdapat di koran).
6. Diskusikan adegan anti sosial di TV.
Ajaklah
anak membahas: Apakah kata-kata kasar yang diucapkan patut ditiru?
Apakah perilaku kekerasan itu layak dicontoh? Apakah setiap masalah
harus diselesaikan dengan berkelahi? Diskusikan dan bandingkan
nilai-nilai yang ada dalam TV dengan nilai agama.
7. Terangkan antara fakta dan fiksi.
Anak
masih kesulitan membedakan antara fiksi dan fakta. Tokoh drakula yang
Anda anggap biasa saja, bisa membuat anak ketakutan dan susah tidur.
Terangkan proses pembuatan film/sinetron laga dan misteri, termasuk
trik-trik pembuatannya. Apakah darah yang muncrat itu sungguhan? Mengapa
jagoannya bisa terbang? Jelaskan bahwa untuk adegan yang berbahaya
dilakukan pemeran pengganti yang terlatih. Ada teknik tertentu untuk
memuat pemainnya bisa mengecil, menghilang dan menembus tembok. Jelaskan
juga tali (sling) yang dipakai untuk membuat pemainnya bisa melayang.
8. Diskusikan tayangan iklan.
Mengapa
ada iklan di TV? Apa tujuan iklan? Mengapa iklan selalu tampak menarik?
Apakah iklan pernah menunjukkan kekurangan barang yang diiklankan?
Apakah iklan yang bagus berarti barang yang diiklankan pasti bagus?
Tunjukkan barang-barang yang paling sering diiklankan di TV. Ajak anak
membandingkan, lebih bagus mana penampilan sebenarnya dengan yang di TV?
9. Rumuskan bersama aturan menonton TV.
Aturan ini berlaku untuk semua anggota keluarga, juga pembantu, babysitter, famili, teman, tamu atau tetangga yang ikut menonton.
10. Tolaklah semua media yang mengandung kekerasan.
Bukan
hanya TV, PlayStation pun mengandung banyak adegan kekerasan. Buatlah
kesepakatan bahwa tidak ada tempat dalam keluarga bagi media yang
mengandung kekerasan. Entah itu berupa TV, VCD/CD, PlayStation, Video
Games, radio, kaset atau bacaan.
Semoga
Allah, Rabb penguasa seluruh jagat memberikan kekuatan dan petunjuk
kepada kita untuk bisa mengarahkan anak-anak kita menjadi anak-anak yang
saleh dan salehah sebagai investasi masa depan kita di akhirat
nantinya. Amin.
Dikutip dari salah satu Judul Buku/Buletin: e-BinaAnak (Edisi 109)
0 Comments