Advertisement

7 Bahaya Mengerikan yang Pernah Terjadi di Abad Pertengahan

Abad Pertengahan yang berlangsung dari abad ke-5 hingga ke-15 menjadi masa-masa yang penuh gejolak. Masa ini juga membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Berbagai penemuan sederhana, ekspansi, dan penjelajahan dunia menjadi awal dari kehidupan modern. Namun, bagaimana sesungguhnya kondisi pada Abad Pertengahan yang sangat berbeda dengan situasi dan kondisi masa kini? Apakah kamu tahu?

Berbagai literatur menunjukkan bahwa masa-masa sulit terjadi pada Abad Pertengahan. Artikel ini menginformasikan mengenai hal-hal yang dapat menrenggut nyawa manusia di abad pertengahan, khususnya di Eropa. Apa saja hal yang dianggap berbahaya pada masa itu? Yuk, kita simak penjelasan di bawah ini!

1. Wabah 'Black Death' atau 'The Plague' yang mengintai

black death
geneticliteracyproject.org
Di antara abad ke-14 dan ke-15, Black Deathmembunuh antara sepertiga dan setengah dari populasi di Eropa. Tentu saja, orang-orang pada zaman itu belum tahu apa yang menyebabkan wabah tersebut dan bagaimana cara menghindarinya.

Black Death diyakini sebagai akibat dari wabah yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis.Bakteri tersebut kemungkinan ditularkan dari tikus ke manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi, sehingga memunculkan tiga jenis wabah pada manusia: bubonic, pneumonic, dan septicaemic.

Bubonic memicu pembengkakan di seluruh bagian tubuh. Pneumonic yang sangat mematikan dapat ditularkan hanya dengan bersin atau meludah, dan menyebabkan paru-paru terisi oleh cairan. Septicaemic membuat warna kulit penderita berubah menjadi gelap (hitam) karena racun yang mengalir dalam darah, dan menjadi salah satu alasan mengapa wabah itu kemudian disebut Black Death.

2. Perubahan musim dan cuaca buruk yang mengakibatkan bencana kelaparan dan kurang gizi

perubahan musim
about-history.com
Bencana kelaparan menjadi krisis besar yang melanda Eropa di awal abad ke-14. Bencana tersebut diawali oleh cuaca buruk pada musim semi 1315, diikuti oleh gagal panen yang berlangsung hingga musim panas di tahun 1317, dan belum sepenuhnya pulih sampai tahun 1322. Fenomena tersebut juga ditandai oleh meningkatnya kejahatan, penyakit, kematian massal, bahkan juga ada kasus kanibalisme.

Karena persediaan makanan yang semakin menipis, orang-orang bertahan hidup dengan kulit kayu, beri, jagung berkualitas buruk, dan gandum yang kebanyakan dirusak oleh jamur. Mereka yang makan sangat sedikit menderita kekurangan gizi, dan sangat rentan terhadap penyakit. Kalau bukan karena mati kelaparan, mereka mati karena epidemi yang terjadi setelah kelaparan. Penyakit seperti TBC, cacar, disentri, tifus, influenza, dan infeksi saluran pencernaan bisa menjadi sangat mematikan pada masa itu.

3. Kehamilan dan persalinan selalu mengundang risiko kematian

persalinan
medievalists.net
Kehamilan memang selalu berisiko bagi ibu yang sedang mengandung maupun bagi calon bayi yang ada di dalam perut ibu. Namun, risiko yang dihadapi saat ini sangat jauh berbeda dengan situasi dan kondisi di abad pertengahan.

Seorang perempuan berperan untuk mangandung dan melahirkan seorang anak. Ironisnya, selama periode Abad Pertengahan belum ada alat tes yang bisa diandalkan untuk mengetahui ada tidaknya kehamilan. Disebutkan dalam berbagai literatur, banyak perempuan baru menyadari bahwa mereka mengandung setelah usia kandungan mereka berumur lebih dari 5 bulan. Mereka menyadarinya karena si calon bayi mulai bergerak dalam kandungan.

Persalinan adalah detik-detik yang sangat berbahaya. Banyak yang menulis surat wasiat sebelum mereka bersalin, seandainya mereka tidak berhasil dalam persalinan. Jika sang ibu selamat, belum tentu mereka dapat bertahan hidup. Berbagai infeksi dan komplikasi setelah melahirkan sering terjadi. Masa itu, peralatan medis yang digunakan dalam persalinan sangat terbatas sehingga hampir semua dilakukan secara normal dan alami.

Siapa saja bisa mengalami kematian dalam proses persalinan, mulai dari rakyat biasa hingga bangsawan. Literatur dunia mencatat bahwa istri ke-3 Raja Henry VIII, Jane Seymour, meninggal setelah melahirkan anak laki-laki mereka, Edward VI, pada tahun 1537.

4. Kematian juga mengancam bayi dan anak-anak

kematian anak-anak
myjewishlearning.com
Abad Pertengahan merupakan era yang kelam bagi bayi dan semua anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Tak terkecuali anak-anak yang lahir dengan selamat, maupun mereka yang lahir dari keluarga bangsawan. Berbagai wabah penyakit akibat kualitas sanitasi yang buruk selalu menghantui kelangsungan hidup anak. Bayi dan anak sangat rentan terhadap berbagai penyakit, infeksi, dan gizi buruk. Kapan saja mereka dapat meninggal akibat cacar, kecelakaan, campak, TBC, influenza, infeksi usus atau perut, dan berbagai macam penyakit lainnya. Mayoritas yang terkena wabah adalah mereka yang berusia 6 tahun ke bawah.

Tidak ada literatur atau penelitian yang jelas mengenai manfaat penggunaan air susu ibu (ASI) pada anak-anak yang terlahir di Abad Pertengahan. Apakah berbagai risiko penyakit dapat diatasi dengan ASI? Faktanya, banyak bayi dan anak-anak yang meninggal pada masa itu.

5. Pertikaian antar agama, persekusi dan pembunuhan orang yang berbeda kepercayaan


pertikaian agama
historyhit.com

Di Abad Pertengahan, agama Kristen merupakan satu-satunya kebenaran di Eropa. Memiliki pendapat teologis atau keagamaan yang berbeda akan dianggap sesat. Pada masa itu, orang-orang Yahudi dan Muslim menderita penganiayaan, pengusiran dan bahkan kematian. Sejarah membuktikan bahwa abad ke-12 di Inggris terjadi pembantaian orang Yahudi. Raja Edward I juga sangat anti Yahudi sehingga mengusir semua orang Yahudi keluar dari Inggris pada tahun 1290. Semua pandangan yang berbeda dengan ajaran-ajaran Gereja dipandang berbahaya.

Perang atas nama agama menjadi semakin meluas. Perebutan kekuasaan dan pengaruh atas dasar agama menjadi hal biasa. Sejarah mencatat pengusiran besar-besaran orang Yahudi di Spanyol pada tahun 1487. Umat Muslim pada masa itu juga tidak diizinkan masuk ke Spanyol, mereka hanya boleh tinggal di Spanyol jika masuk Kristen.

Perang suci juga dilakukan terhadap orang-orang Kristen yang dianggap memiliki pandangan berbeda dengan Gereja. Mereka dikejar dan dibunuh karena dianggap sesat. Perang Salib yang terjadi antara abad 13 dan 14 banyak mengisahkan penderitaan dan eksekusi terhadap orang-orang yang tidak berdosa.

6. Pergi melancong sangat berisiko untuk ditangkap, terbunuh di jalan hingga keracunan makanan

melancong
medieval.eu
Saat ini, bepergian atau melakukan petualangan ke tempat-tempat baru adalah hal yang menyenangkan –khususnya bagi kamu yang berjiwa bebas. Kondisi saat ini tentunya jauh berbeda dengan apa yang terjadi di periode Abad Pertengahan.

Di perjalanan, makanan dan minuman tidak selalu tersedia. Tidak semua penginapan menyediakannya, kecuali jika seorang pelancong menginap di biara. Jika di penginapan tersedia makanan, maka bahaya yang mungkin datang adalah keracunan! Ya, keracunan makanan adalah hal yang umum disebutkan dalam literatur-literatur mengenai Abad Pertengahan di Eropa. Bahkan secara ironis juga disebutkan ketika seseorang pada masa itu kehabisan makanan, maka pilihannya adalah berjuang mencari makanan. Hanya ada dua pilihan: mencuri, atau tetap kelaparan.

Pelancong di Abad Pertengahan juga bisa terjebak dalam pertikaian atau peperangan lokal atau regional, lalu dilukai atau dijebloskan ke penjara. Kurangnya pengetahuan bahasa asing seringkali menimbulkan masalah penafsiran yang berujung pada penangkapan dan kematian.

7. Kematian mendadak adalah peristiwa yang biasa terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja!


kematian mendadak
sciencemag.org
Simbolisasi era yang gelap untuk menggambarkan situasi dan kondisi Abad Pertengahan di Eropa tidak terlepas dari banyaknya kasus-kasus kematian yang melanda masyarakat pada masa itu. Kematian mendadak dan kematian prematur adalah fenomena umum di Abad Pertengahan. Kebanyakan orang mati muda.

Kematian umumnya terjadi di daerah-daerah perkotaan. Lebih parah lagi jika status sosial ekonomi seseorang yang tinggal di kota sangat rendah. Tinggal menunggu waktu saja hingga orang tersebut akan dijemput oleh kematian. Baik karena kelaparan, gizi buruk, keracunan, ditangkap karena mencuri makanan, dipukuli atau sengaja dibunuh. Tragis sekali jika pada masa itu, kita dilahirkan dari keluarga miskin. Bayangkan apa yang bisa terjadi!

Abad pertengahan merupakan masa yang penuh dengan berbagai wabah dan penyakit. Tidak ada ampun bagi orang yang terkena suatu penyakit. Kematian akan segera menjemput. Bagi kelompok-kelompok masyarakat yang ada pun tidak terlepas dari kematian massal. Wabah bisa menjangkiti siapa saja dan bahkan merenggut nyawa semua orang yang ada. Masyarakat yang mecurigai bahwa orang asing membawa suatu penyakit atau wabah tertentu, dapat segera mengambil tindakan. Orang tersebut dapat dikucilkan, dibuang, bahkan dibunuh.

Akhir kata, tentang hidup di Abad Pertengahan..

Setelah ini, sudah sepantasnya kita bersyukur hidup di zaman sekarang. Suramnya kondisi Abad Pertengahan seringkali dituliskan dalam literatur-literatur dunia sebagai masa yang penuh dengan kebodohan, kecurigaan, perselisihan, hingga kematian. Namun, era tersebut tidak membuat bangsa Eropa musnah begitu saja. Tanpa era yang gelap, tidak akan ada pencerahan. Eropa kemudian dapat mencapai masa keemasannya melalui berbagai upaya untuk keluar dari kebodohan, kecurigaan, perselisihan, dan kematian.

Belajarlah dari sejarah Abad Pertengahan di Eropa. Kamu yang mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan, jangan pernah menyerah! Selain karena kita wajib bersyukur atas hidup ini, ingatlah selalu kata bijak dari seorang pahlawan perempuan nasional kita. Habis gelap terbitlah terang.

https://www.idntimes.com

Post a Comment

0 Comments